#RoadToCOP30
Menjelang COP30 di Brasil, CELIOS merilis policy brief yang menyoroti pentingnya pendekatan sosio-bioekonomi—yaitu integrasi antara pelestarian keanekaragaman hayati dan keadilan sosial dalam transformasi ekonomi Indonesia. Dokumen ini merespons strategi bioekonomi yang diluncurkan BAPPENAS, dengan menekankan bahwa pembangunan berkelanjutan tidak boleh sekadar mengganti bahan baku, tetapi juga harus menjamin keterlibatan masyarakat adat, komunitas lokal, dan kelompok rentan.
Dalam studinya, CELIOS memetakan tiga tahap transformasi menuju sosio-bioekonomi: (1) Pondasi Transformasi, (2) Transformasi Sistemik, dan (3) Implementasi Penuh. Peta jalan ini mencakup langkah strategis seperti moratorium sawit, reforma agraria, penguatan UMKM, serta pembangunan riset dan teknologi yang inklusif. Langkah-langkah ini ditujukan untuk mencegah terulangnya pola eksploitasi lama dalam kemasan baru.
Sejumlah narasumber dalam peluncuran ini menguatkan urgensi pendekatan sosial dalam ekonomi hayati. Roby Fadillah dari BAPPENAS menyoroti bahaya greenwashing dalam proyek hijau, sementara LTKL dan komunitas lokal Selorejo Menoreh menampilkan praktik nyata bagaimana ekonomi kolektif dan kedaulatan lokal dapat menjadi solusi berkelanjutan bagi tantangan agraria dan regenerasi desa.
CELIOS menutup laporan ini dengan menyerukan agar masyarakat tidak hanya dijadikan objek, melainkan aktor utama dalam transformasi ekonomi. Sosio-bioekonomi adalah jalan untuk memastikan pembangunan yang berakar pada keadilan, keberlanjutan, dan kedaulatan lokal.
📥 Unduh laporan selengkapnya di celios.co.id
📞 Narahubung: Fani (+62 821-3719-0680)