Transformasi teknologi seperti otomatisasi dan robotika telah membawa perubahan dalam cara orang melakukan pekerjaan. Banyak ahli berpendapat bahwa inovasi teknologi yang masif dan serba cepat melalui kecerdasan buatan dan platform digital akan menjadi katalis perubahan di bidang tenaga kerja. Diskusi mengenai masa depan pekerjaan (The Future of Work) telah memicu berbagai tanggapan, baik optimis dan pesimis, terutama mengenai implikasinya terhadap dunia kerja dan kebijakan pemerintah.
Di Indonesia, kebutuhan untuk mengatasi kekhawatiran yang disebabkan oleh transformasi digital sektor tenaga kerja tak dapat terhindarkan. Pekerjaan yang dilakukan oleh manusia bisa digantikan oleh robot, baik pekerjaan di pabrik ataupun juga pekerjaan administrasi. Dalam beberapa tahun ke depan, permintaan pekerjaan yang berhubungan dengan digitalisasi dan teknologi akan meningkat. Sedangkan saat ini, penawaran dari tenaga kerja Indonesia masih terbatas.
Selain itu, dalam diskusi terkait pekerja gig, masalah yang muncul adalah perlindungan sosial yang masih terbatas. Pemerintah belum memiliki kebijakan yang mewajibkan pekerja informal, khususnya pekerja gig, untuk mendaftar sebagai peserta jaminan sosial seperti jaminan kesehatan ataupun keselamatan kerja.
Oleh karena itu, peningkatan koordinasi antar pemerintah dan keterlibatan yang lebih besar dari aktor nonpemerintah sangat diperlukan. Studi ini menyajikan berbagai temuan kunci yang disarikan dari diskusi kelompok terfokus yang mengintegrasikan perspektif dari pejabat pemerintah, akademisi, serikat pekerja, LSM, dan pemangku kepentingan terkait. Tujuannya adalah mengeksplorasi tantangan dan peluang di dunia kerja yang muncul dari transformasi digital di Indonesia.
