bg-text-social

Book Description

Indonesia kerap disebut sebagai ‘pemimpin de facto ASEAN’ karena kontribusi historisnya dalam pembentukan ASEAN di tahun 1967, serta peran sertanya dalam mendorong proses regionalisme ASEAN di masa-masa berikutnya, terutama setelah perang dingin. Kendati demikian, apakah Indonesia hari ini masih menjadi sosok pemimpin ASEAN, atau justru gagal mengatasi masalah-masalah kawasan yang ada kini? Menyandang status sebagai Ketua ASEAN di tahun 2023, apa tantangan yang tengah dihadapi dan harus dipecahkan Indonesia saat ini agar bisa memastikan stabilitas regional ke depan? Buku ini mengupas peran Indonesia dalam memperbaiki ASEAN di tiga isu utama, yakni integrasi sosial, reformasi kelembagaan, dan reposisi untuk merespons perubahan geopolitik global. Dengan sumbangsih historisnya sebagai salah satu ‘pelopor’ ASEAN, Indonesia tidak hanya perlu memberikan kepemimpinan normatif, tetapi juga intelektual dan kelembagaan, agar ASEAN tetap bisa mempertahankan relevansinya dalam politik kawasan dan global. Mengkombinasikan refleksi sejarah dan politik kontemporer, buku ini mendorong politik luar negeri Indonesia untuk dapat mempersembahkan masa depan yang lebih baik bagi ASEAN, terutama di tangan pemimpin baru Indonesia pasca Pemilu 2024.

bg-text-social

Writer Profile

Dr. Ahmad Rizky M. Umar adalah pengajar tidak tetap di University of Queensland dan Griffith University, Australia. Ia menamatkan Sarjana dalam Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Gadjah Mada (2013), Magister dalam Metode Riset Politik di University of Sheffield (2016), dan Doktor dalam Ilmu Politik dan Hubungan Internasional di University of Queensland (2022). Ia sehari-hari meneliti dan mengajar Ilmu Hubungan Internasional, Politik Kawasan Asia, serta Teori Politik Kontemporer. Artikelnya dimuat di beberapa jurnal ilmiah, antara lain Alternatives, Asian Politics and Policy, International Affairs, dan International Journal. Umar pernah menjadi peneliti tamu di Coral Bell School of Asia Pacific Affairs, Australian National University (2020). Ia pernah mendapatkan hibah studi Asia dari Perpustakaan Nasional Australia (NLA) dan meneliti arsip di Koleksi Asia NLA (2020) serta mendapatkan hibah penulisan post-doktoral dari Asosiasi Studi Asia di Australia (2023). Di Griffith University, ia mengajar mata kuliah ‘Etika dan Hubungan Internasional’ untuk Trimester 2/2023, selain juga mengajar mata kuliah ‘Konflik dan Perubahan Nirkekerasan’ di University of Queensland untuk Semester 1/2023. Di luar kegiatan akademik, Umar menjadi Ketua Pengurus Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) Queensland dan menjadi penasehat di Indonesian Islamic Society of Brisbane (IISB).

CELIOS is a research institution based on independence, quality, and an interdisciplinary approach to fighting against the climate crisis and inequality.

Email : [email protected]

Registered in:

Find Us

@celios_id

Jl. Abuserin III Cilandak Jakarta Selatan

Copyright © 2024 CELIOS. All Rights Reserved