BUKU ini bermula dari dokumen—kami waktu itu menyebutnya buku kecil—yang disusun dengan harapan dapat memicu perdebatan sehat di masyarakat. Momen pengerjaannya, persisnya tenggat penyelesaiannya, adalah pertemuan sejumlah organisasi masyarakat sipil di Yogyakarta pada pengujung Agustus 2023. Latar belakang yang mendasari keputusan untuk membuatnya, jelas: kita perlu semakin banyak aktor, termasuk politikus, kandidat lembaga legislatif, kandidat kepala daerah, dan siapa saja, yang dapat berperan dalam menentukan arah pembangunan yang terbuka untuk gagasan-gagasan yang bukan business-as-usual. Problem kita, sebagai bagian dari umat manusia, sudah pada derajat yang menyangkut eksistensi kita di planet ini. Kami berjodoh dengan Center of Economic and Law Studies (Celios), yang berminat menerbitkannya sebagai buku. Kata “buku”, sebagai format, penting digarisbawahi. Sebab dokumen yang kami hasilkan kala itu, secara fisik, berukuran layaknya majalah. Untuk menjadikannya berukuran buku yang umum, setengah dari ukuran majalah, ada pekerjaan baru menyangkut desain dan tata letak. Kami memutuskan tidak semata-mata melakukan penyesuaian; kami mau penampakan yang terasa baru. Hal itu bukan satu-satunya yang kami lakukan, tentu saja. Beberapa topik kami tambahkan, untuk memperluas perspektif, termasuk dua cerita tentang praktik baik. Kami masih percaya, seperti halnya saat pertama kali mengerjakan naskah awalnya, bahwa cerita-cerita dalam buku ini sangat boleh jadi bisa dijumpai di penerbitan-penerbitan lain. Tapi penyertaannya di sini dilakukan dalam konteks yang sama sekali berbeda: bahwa apa yang terkandung di dalamnya, juga dalam cerita-cerita lain yang ditambahkan, sesungguhnya adalah panggilan darurat untuk mengerem upaya terus-menerus mencetak pertumbuhan dalam menjalankan perekonomian, melalui dominasi ekstraksi dan eksploitasi sumber daya alam. Dampak dari dominasi itu selama bertahun-tahun ikut menyumbangkan emisi yang besarannya tidak sepele (pada 2021 kita termasuk dalam sepuluh emitter terbesar). Kita juga telah mendegradasi sumber daya alam dan menipiskan keanekaragaman hayati kita yang tak ada duanya serta menimbulkan polusi yang di sejumlah kawasan menjadi yang terburuk, bukan saja di dalam negeri, melainkan juga di seantero jagat. Pendeknya, kita menjadi salah satu aktor penting di balik triple planetary crisis, fenomena yang dikemukakan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres berdasarkan laporan asesmen Intergovernmental Panel on Climate Change.
Buku ini ditulis oleh penulis dengan latar belakang beragam: Purwanto Setiadi, Aghnia Fasza, Kurie Suditomo, Leoni Sihombing, Mardiyah Chamim, Nur Alfiyah, Poernomo Gontha Ridho, Prasidono Listiaji, Stefanus Felix Lamuri, Ulet Ifansasti Mereka berkolaborasi untuk menghadirkan perspektif holistik tentang ekonomi restoratif, menggabungkan berbagai disiplin ilmu dan praktik yang mendukung keberlanjutan lingkungan, sosial, dan ekonomi.
@celios_id
Jl. Abuserin III Cilandak Jakarta Selatan
Copyright © 2024 CELIOS. All Rights Reserved